Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berawal Tukang Obat Yang Punya Semangat dan Cita-Cita Tinggi, Sekarang Ia Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia Total Kekayaannya Capai Rp 60 Triliun

Setiap jerih payah dalam kita berusaha tidaklah bakal menipu atas hasil yang dicapai. Seperti ini pula yang terjadi kepada pendiri Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan biasa disapa Dr. Boen.

Hal ini dibuktikan oleh salahsatunya Dr.Boen, yang kini telah berhasil menjadi orang sukses yang mempunyai semangat dan cita-cita tinggi, sekarang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Terhitung semenjak 13 Desember b2021 ini, Forbes membukukan total kekayaan Dr.Boen, sampai dengan US$ 4,2 miliar atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 60 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per US$).

Meskipun dengan begitu, kekayaan yang ia peroleh sekarang ini tidak diraihnya dengan sangat mudah. Mengutip berbagai sumber, Boen penuh pengorbanan serta pernah jatuh bangun dalam mencapai dengan Kekayaannya itu.

Pria itu yang kini sudah berusia 88 tahun memperoleh gelar dokter di Universitas Indonesia (UI). Tak hanya sampai disitu saja, ia juga akhirnya mengambil gelar Ph.D di UCSF Medical Center.

Cerita kebelakang, Dr.Boen mempunyai gelar doktor di bidang farmakologi, ia mendirikan Kalbe Farma di sebuah ruang garasi di tahun 1966 bersama dengan ke-lima saudara kandung-nya.

Berawal Tukang Obat Yang Punya Semangat dan Cita-Cita Tinggi, Sekarang Ia Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia Total Kekayaannya Capai Rp 60 Triliun

Sebelumnya, pada tahun 1961, ia juga pernah mencoba mencari pendanaan untuk membiayai penelitian obat kencing manis (diabetes) dan darah tinggi. 

Dr.Boen biasa disapa berasal dari keluarga kurang mampu seorang penjual krupuk ini pula mencoba membuat proposal serta mengajukan bantuan dana sebesar Rp30 juta kepada pengusaha farmasi yang ia kenalnya, yang bernama Wim Kalona yang merupakan sebagai pemilik PT Dupa.

Akan tetapi, seorang pengusaha itu pun menolak proposalnya.

Pengusaha itu, bernama Wim Kalona berpesan kepadanya bahwa kalau ingin membuat sebuah penelitian, mesti membuat perusahaan sendiri.

Mendengar pean tersebut, kemudian di tahun 1963, Dr.Boen bersama dengan temannya ia mendirikan sebuah perusahaan obat yang diberi nama PT Farmindo. Perusahaan tersebut membuat produk salep. Akan tetapi jauh dari harapan, perusahaan itu hanyalah mampu bertahan selama 3 tahunan.

Meski begitu, ia tetap tidak menyerah, Dr.Boen lanjutnya memperoleh kesempatan ke-2 untuk kembali membangun bidang- nya. Nah, dengan adanya begitu menjadi awal mula atau cikal bakal PT Kalbe Farma dimulai.

Sementara itu, Pabrik Kalbe Farma ini hanya didirikan pada sebuah bengkel yang notabene milik pasien kakaknya di kawasan Jakarta Utara. Adapun Produk obat pertamanya yang dibuat ialah Bioplacenton.

Obat tersebut mengandung ekstraksi plasenta dan neomycin sulfate yang dapat dipakai untuk obat luka luar, khususnya luka bakar. Keunggulan itulah yang lalu dapat dengan baik dimanfaatkan oleh Kalbe Farma di bawah pimpinan Dr.Boen.

Akhirnya sampai dengan sekarang ini, produk Kalbe terus berkembang. Ada beberapa obat produk Kalbe Farma seperti Kalpanax, obat pembasmi panu, Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrip, Entrostop, Fatigon, Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan masih banyak jenis lain-lainnya.

Siapa menyangka seiring berjalannya waktu, PT. Kalbe Farma sekarang berhasil menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Tak hanya itu juga, menjadi salahsatu perusahaan produk kesehatan terbesar di Asia Tenggara. Perseroan mencatatkan saham-nya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991.

Sementara itu, kini Dr.Boen dan saudara-saudara dia mempunyai saham yang cukup besar. Ia Dr.Boen juga mengendalikkan Rumah Sakit Mitra Keluarga yang telah terkenal yang mengoperasikan lebih dari 25 rumah sakit. Sumber: CNBC