Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lengkap ANYAR! CONTOH Laporan Konvergensi Stunting Di Desa Format Ms Exel

Mediabritarakyat - Pernah dengar stunting Sebagian orang mungkin asing dengan istilah tersebut, Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.

Berdasarkan standar WHO, pertumbuhan anak berusia 0-5 tahun dikatakan mengalami gangguan termasuk stunting bila nilai Z -2, atau seperti dibilang dr Aman, jika tinggi badannya hanya sekitar 8,5-11,75 cm--lebih pendek daripada rata-rata normal anak seusianya.

Selain itu, Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak dikatakan stunting jika tinggi badan menurut usianya di bawah minus 2 standar deviasi dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO. - Proporsi tubuhnya normal namun anak terlihat lebih muda daripada anak seusianya.

Gambar hanya ilustrasi


Ciri-ciri stunting pada anak

  • Pertumbuhan melambat.
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
  • Pertumbuhan gigi terlambat.
  • Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
  • Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami stunting:

  • Cukupi kebutuhan zat besi, yodium, dan asam folat.
  • Hindari paparan asap rokok.
  • Rutin melakukan pemeriksaan kandungan.

Cara mencegah stunting pada anak

  • Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
  • Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
  • Dampingi ASI eksklusif dengan MPASI sehat.
  • Terus memantau tumbuh kembang anak.
  • Selalu jaga kebersihan lingkungan.

Penyebab Anak Mengalami Stunting

  • Pengetahuan ibu yang kurang memadai. Sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Infeksi berulang atau kronis. Tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan.
  • Sanitasi yang buruk.
  • Terbatasnya layanan kesehatan.

Berikut adalah beberapa gejala stunting yang bisa diidentifikasi:

  • Tubuh pendek di bawah rata-rata karena pertumbuhan melambat.
  • Pertumbuhan gigi terlambat.
  • Buruknya kemampuan fokus dan mengingat pelajaran.
  • Pubertas yang terlambat.

Apa Bahaya dari stunting

Dampak jangka pendek stunting bisa berupa gangguan pertumbuhan tubuh, gangguan metabolisme, gangguan perkembangan otak, hingga memengaruhi kecerdasan anak. Tidak sampai disitu, ada sebuah studi yang menghubungkan antara anak bertubuh pendek dengan pendapatan yang lebih rendah saat ia dewasa.

Untuk saat ini, pemerintah sedang mengupayakan program-program penanggulangan stunting yang telah dilakukan diantaranya adalah; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Balita dan Ibu Hamil, Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamiL, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita, pemberian vitamin A.

Mengapa intervensi gizi pencegahan dan penurunan stunting harus dilakukan secara konvergen?

Pembelajaran dari keberhasilan di negara-negara lain menunjukkan bahwa efektifitas penurunan stunting ditentukan oleh seberapa menyeluruh atau terpadunya intervensi gizi yang menyasar lokasi dan kelompok sasaran prioritas. Semakin lengkap dan terpadunya intervensi gizi di lokasi dan kelompok sasaran prioritas, maka upaya percepatan penurunan stunting akan semakin efektif. Pembelajaran juga menunjukkan bahwa intervensi gizi paling efektif diberikan pada periode 1000 HPK, sehingga kelompok sasaran prioritas adalah Rumah Tangga 1000 HPK.

Apa itu Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting?

Aksi Konvergensi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting. Aksi konvergensi sering juga disebut sebagai Aksi Integrasi. Aksi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat digunakan oleh keluarga sasaran yaitu rumah tangga 1.000 HPK dengan lebih efektif.

Lalu, Apa peran pemerintahan desa dalam Aksi konvergensi?

Pemerintah Desa berperan untuk memastikan Rumah Tangga 1000 HPK menerima dan memanfaatkan intervensi yang disediakan, serta berperan untuk mengalokasikan kegiatan pencegahan stunting sesuai kewenangan dan kebutuhan setempat. Pemerintah Desa/Kelurahan memobilisasi kader pembangunan manusia (KPM) dan memastikan KPM dilengkapi dengan biaya operasional dan insentif yang memadai.

Bagaimana aparat desa dan masyarakat memahami dan mengimplementasikan kegiatan pencegahan stunting dilapangan?

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menerbitkan tiga panduan, yaitu:

Pedoman Umum Kader Pembangunan Manusia

Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa

Pedoman Teknis Rumah Desa Sehat

Seperti hal nya yang dilakukan oleh pemerintah Desa, dengan melakukan konvergensi stunting.

Nah jika anda perangkat desa di seluruh penjuru tanah air, yang sedang membutuhkan laporan konvergensi stunting, berikut contohnya dalam format Ms Exel

Demikianlah semoga bermanfaat dan salam merdesa.

AMBIL DISINI CONTOH LAPORAN KONVERGENSI STUNTING DI DESA, FORMAT MS EXEL